Selasa, 27 Maret 2012

Analisa Perbedaan Struktur Kognisi Manusia dan Arsitektur Komputer

Struktur merupakan cara sesuatu disusun atau dibangun, yang disusun dengan pola tertentu, sedangkan kognitif, Menurut Livingstone, kognitif adalah kemampuan berpikir dimana yang menjadi objek berpikirnya terjadi pada diri sendiri. Segala sesuatu tentang pengetahuan, kesadaran, kontrol yang dihasilkan dari proses berpikir yang terjadi pada diri sendiri.

Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya.

Pandangan kognitif dalam bidang informasi dianggap berbeda dari pandangan kognitif tentang kerja otak manusia. Dalam konteks informasi, pandangan kognitif menekankan pada pengembangan model pemrosesan informasi dalam kerja otak dan kesadaran manusia.

Arsitektur komputer dapat didefinisikan dan dikategorikan sebagai ilmu dan sekaligus seni mengenai cara interkoneksi komponen-komponen perangkat keras untuk dapat menciptakan sebuah komputer yang memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja, dan target biayanya.

Sampai saat ini komputer sudah mengalami perubahan dari model awalnya, walaupun begitu semua komputer memiliki arsitektur dasar yang sama. Skema computer (computer schema), adalah diagram yang menggambarkan unit-unit dasar yang terdapat dalam semua sistem komputer.

Arsitektur dapat pula didefinisikan sebagai gaya konstruksi dan organisasi dari komponen-komponen sistem komputer. Walaupun elemen-elemen dasar komputer pada hakekatnya sama atau hampir semuanya komputer digital, namun terdapat variasi dalam konstruksinya yang merefleksikan cara penggunaan komputer yang berbeda.

Sehingga analisa yang mendasar antara struktur kognisi manusia dan arsitektur komputer adalah :

Struktur kognisi manusia merupakan bagian atau komponen yang terstruktur dalam otak manusia yang memberi pengetahuan berdasarkan sistem, skema, adaptasi, asimilasi dan akomodasi yang membentuk suatu kematangan dan pengalaman otak dalam menjalankan kehidupan sosial bagi seorang manusia. Mempunyai struktur yang sangat kompleks.

Arsitektur komputer merupakan konsep perencanaan dan struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem komputer, kompleks namun tidak sekompleks kognisi manusia. Arsitektur komputer ini merupakan rencana deskripsi fungsional dari kebutuhan bagian perangkat keras yang didesain (kecepatan proses dan sistem interkoneksinya). Dalam hal ini, implementasi perencanaan dari masing–masing bagian akan lebih difokuskan terutama, mengenai bagaimana CPU akan bekerja, dan mengenai cara pengaksesan data dan alamat dari dan ke memori cache, RAM, ROM, cakram keras, dll. Beberapa contoh dari arsitektur komputer adalah arsitektur von Neumann, CISC, RISC.

Sumber : http://ilmuwanmuda.wordpress.com/piaget-dan-teorinya/

yohanes_ari.staff.gunadarma.ac.id/.../files/.../pemrosesan+komp.pdf

journal.mercubuana.ac.id/.../ARSITEKTUR%20%20KOMPUTER1.doc

Minggu, 01 Januari 2012

Gangguan Kecanduan Internet

Ditunjukan : Untuk semua kalangan yang menggunakan Internet

Hai.. kali ini saya ingin membagi sesuatu nih kepada kalian (bukan bagi-bagi duit yaa… hehehe) ingin membagi informasi, saya berharap informasi ini berguna yaa untuk para pembaca. Pada tugas kali ini Mata Kuliah Psikologi dan T. Internet (Softskill) saya akan mengulas salah satu materi yaitu Gangguan Kecanduan Internet, dimana saya mengulas materi ini dari salah satu blog seseorang yang bernama Yurika (http://blogsyurika.blogspot.com/2010/10/gangguan-kecanduan-internet-pada-remaja.html) . Ok deh kita langsung aja yaa…

Menurut yurika dalam blognya mengatakan, Internet Addiction Disorder (IAD) atau gangguan kecanduan internet meliputi segala macam hal yang berhubungan dengan internet seperti jejaring sosial, email, pornografi, judi online, game online, chatting dan lain-lain.

Internet merupakan salah satu teknologi buatan manusia yang digunakan untuk mempermudah manusia dalam mencari informasi di seluruh dunia. Banyak sekali yang terdapat di internet, dari bagaimana kita mendapatkan informasi sampai bisa berkomunikasi. Komunikasi bisa dilakukan pada tempat yang jauh sekali pun dari ujung ke ujung dunia,dan bahkan bisa bermain bersama di dunia maya tanpa harus bertatap muka antara satu dengan yang lain.

Begitu banyak yang di berikan oleh dunia maya, sampai-sampai kita tidak perlu lagi keluar dari kamar untuk berbelanja bisa secara online. Akan tetapi semua kemudahan yang diberikan oleh dunia maya tidak sepenuhnya berdampak positif bagi seseorang. Internet pun memiliki dampak yang negatif pada seseorang yang tidak bisa menggunakannya dengan tepat dan bijak.

Seseorang bisa saja menjadi ketagihan atau kecanduan berlebihan dalam menggunakan internet. Seseorang itu bisa menjadi introvert, dia sulit berkomunikasi dengan orang-orang yang di sekitarnya. Itu sangat menggangu bagi orang-orang yang berada di sekelilingnya,karena mereka akan sulit memahami apa yang diinginkan oleh orang tersebut.

Bahkan masalah yang lain pun muncul, seperti seorang anak yang malas sekolah tapi dia bersemangat untuk bermain game online, prestasinya pun menurun karena terlalu sering sekali membolos. Bahkan ada juga seorang anak yang menyisihkan uang jajannya dan tidak jajan di sekolah Karena ingin bermain game online di warnet. Tidak sedikit anak-anak seperti itu yang masih duduk di sekolah dasar sudah sering bermain game online. Mereka lebih sensitif dan cenderung lebih sering melakukan kekerasan pada saat menyelesaikan masalah dengan teman-temannya.

Baiklah teman-teman sekalian, itu sedit informasi yang bisa saya bagi kepada kalian, saya berharap saya dan kalian bisa saling bertukar informasi yang sifatnya membangun. Oke deh gak perlu lama-lama deh.. sampai jumpa di informasi yang lain.. dahhhh….

Sumber : http://blogsyurika.blogspot.com/2010/10/gangguan-kecanduan-internet-pada-remaja.html

Kamis, 08 Desember 2011

Teman Baru ku (Part 1)

Hai.. udah lama gk cerita-cerita nih.. hehehe
sekarang aku mau cerita nh, aku punya teman baru, dia namanya Saki itu nama pangilan aja wat dia, klo nama panjangnya Usagi. Beda banget yaa sama nama pangilannya..hehehe . Karena kalo pangil usagi kepanjangan makanya ku malah lebih sering mangil Saki,hee. So qu pangil aja Saki.
Q dapet kelinci ini karena dikasih ma temen sekelas ku... Namanya Ica. Makasih yaa caa.. ^_^
Ini adalah peliharaan qu yg ke 2, yg pertama namanya Vito dia itu Kura-kura, Sekarng badannya sudah besar bgt, karena gk muat di akuarium'y, kebetulan ada tetangga tante aku anak'y suka sama kura-kura jadi Q kasih dia aja.. hehehehe

Oh iya balik lagi deh ke Saki.. dia itu jenis Kelinci Anggora. dia lucu bgt..dia bisa bikin mood qu yg tadinya negatif bisa jadi positif. Awalnya aku biasa aja sih, gk terlalu suka dengan hewan yg berbulu, itu karena papa Q yg gk suka sama hewan Kucing. Yaa jdinya aku kurang suka juga sama kucing, kelinci, dll.
Tapi Pas merawat Saki..punya kesenangan tersendiri.. okee deh klo gt.. lain kali aku lanjutin lagi yaa cerit y.. daaaa ^_*

Sabtu, 12 November 2011

Gangguan Kecanduan Internet (Ulasan Tulisan)

Gangguan Kecanduan Internet
Tujuan : Gangguan Kecanduan Internet pada Remaja
Sumber : http://blogsyurika.blogspot.com/2010/10/gangguan-kecanduan-internet-pada-remaja.html

Ulasan Tulisan :
Menurut yurika dalam blognya mengatakan, Internet Addiction Disorder (IAD) atau gangguan kecanduan internet meliputi segala macam hal yang berhubungan dengan internet seperti jejaring sosial, email, pornografi, judi online, game online, chatting dan lain-lain. Internet merupakan salah satu teknologi buatan manusia yang digunakan untuk mempermudah manusia dalam mencari informasi di seluruh dunia.
Banyak sekali yang terdapat di internet, dari bagaimana kita mendapatkan informasi sampai bisa berkomunikasi. Komunikasi bisa dilakukan pada tempat yang jauh sekali pun dari ujung ke ujung dunia,dan bahkan bisa bermain bersama di dunia maya tanpa harus bertatap muka antara satu dengan yang lain.
Begitu banyak yang di berikan oleh dunia maya, sampai-sampai kita tidak perlu lagi keluar dari kamar untuk berbelanja bisa secara online. Akan tetapi semua kemudahan yang diberikan oleh dunia maya tidak sepenuhnya berdampak positif bagi seseorang. Internet pun memiliki dampak yang negatif pada seseorang yang tidak bisa menggunakannya dengan tepat dan bijak.
Seseorang bisa saja menjadi ketagihan atau kecanduan berlebihan dalam menggunakan internet. Seseorang itu bisa menjadi introvert, dia sulit berkomunikasi dengan orang-orang yang di sekitarnya. Itu sangat menggangu bagi orang-orang yang berada di sekelilingnya,karena mereka akan sulit memahami apa yang diinginkan oleh orang tersebut.
Bahkan masalah yang lain pun muncul, seperti seorang anak yang malas sekolah tapi dia bersemangat untuk bermain game online, prestasinya pun menurun karena terlalu sering sekali membolos. Bahkan ada juga seorang anak yang menyisihkan uang jajannya dan tidak jajan di sekolah Karena ingin bermain game online di warnet. Tidak sedikit anak-anak seperti itu yang masih duduk di sekolah dasar sudah sering bermain game online. Mereka lebih sensitif dan cenderung lebih sering melakukan kekerasan pada saat menyelesaikan masalah dengan teman-temannya.

Jumat, 28 Oktober 2011

Internet Mempengaruhi Kepribadian Orang

Gangguan Kecanduan Internet
15 December 2009 4,042 views 4 Comments
Apakah Anda tidak pernah melepaskan diri dari komputer, laptop atau handphone 3G Anda? Apakah Anda seorang maniak internet? Kapanpun dan dimanapun Anda berusaha untuk online demi berbagai macam kepentingan, Padahal Anda tahu bahwa diri Anda bukanlah programmer, hacker, cracker, pengembang web atau admin sebuah jaringan? Apakah Anda menjadikan jejaring sosial sebagai satu-satunya media Anda untuk berinteraksi sosial? Serta Anda melakukannya sepanjang hari Anda? Anda terlena dengan dunia maya dan melupakan kenyataan diluar sana, jika ini semua yang Anda alami maka ketahuilah kemungkinannya Anda sudah mengidap gangguan kecanduan internet.
Internet Addiction Disorder (IAD) atau gangguan kecanduan internet meliputi segala macam hal yang berhubungan dengan internet seperti jejaring sosial, email, pornografi, judi online, game online, chatting dan lain-lain. Jenis gangguan ini memang tidak tercantum pada manual diagnostik dan statistik gangguan mental, atau yang biasa disebut dengan DSM, namun secara bentuk dikatakan dekat dengan bentuk kecanduan akibat judi, selain itu badan himpunan psikolog di Amerika Serikat secara formal menyebutkan bahwa kecanduan ini termasuk dalam salah satu bentuk gangguan.
Adiksi terhadap internet terlihat dari intensi waktu yang digunakan seseorang untuk terpaku di depan komputer atau segala macam alat elektronik yang memiliki koneksi internet, dimana akibat banyaknya waktu yang mereka gunakan untuk online membuat mereka tidak peduli dengan kehidupan mereka yang terancam diluar sana, seperti nilai yang buruk disekolah atau mungkin kehilangan pekerjaan dan bahkan meninggalkan orang-orang yang mereka sayangi.
Ditemukan kasus di Amerika dimana seseorang harus tidak lulus karena tidak pernah menghadiri kelas untuk sibuk berinternet. Sedangkan untuk kasus didalam negeri sendiri adalah seorang gadis usia 12 tahun kabur dari rumahnya selama 2 minggu, selama itu gadis tersebut mengaku tinggal disebuah warnet untuk memainkan game online (sumber: Media Indonesia).
Beberapa bentuk gejala kecanduan ditunjukkan dengan kurangnya tidur, kelelahan, nilai yang buruk, performa kerja yang menurun, lesu dan kurangnya fokus. Penderita juga cenderung kurang terlibat dalam aktivitas dan hubungan sosial. penderita akan berbohong tentang berapa lama waktu yang mereka gunakan untuk online dan juga tentang permasalahan-permasalahan yang mereka tunda karenanya. Dalam keadaan offline mereka menjadi pribadi yang lekas marah saat ada yang menanyakan berapa lama waktu yang mereka gunakan untuk berinternet.
Dr Ronald Pies, profesor psikiatri dari SUNY Upstate Medical University, New York, mengatakan “Kebanyakan dari orang-orang yang kecanduan internet adalah mereka yang mengalami depresi berat, kecemasan, atau orang yang tak bisa bersosialisasi sehingga mereka sulit untuk bertemu muka dengan orang lain secara langsung.” Dari hal tersebut maka diketahui bahwa kecenderungan kecanduan ini dimiliki oleh mereka yang memiliki gangguan dalam dunia nyata, sehingga internet merupakan salah satu media ‘pelarian’ mereka.
Ketidakmampuan seseorang dalam mengontol diri untuk terkoneksi dengan internet dan melakukan kegiatan bersamanya adalah cikal bakal dari lahirnya bentuk kecanduan ini, bahkan di Amerika Serikat sendiri telah berdiri panti rehabilitasi untuk menyembuhkan bentuk kecanduan khusus internet. kebiasaan yang tidak terkendali memang terkadang dapat menimbulkan petaka tersendiri bagi diri kita, dengan tidak bisa mengatur lamanya durasi berinternet, menghabiskan waktu dan menghancurkan semua tanggung jawab dalam kehidupannya.
Internet bukanlah sebuah bencana, sebaliknya, jelas internet telah membantu proses pencerdasan bangsa, mengubah dunia menjadi sebuah kampung kecil, dimana jarak dan waktu tidak lagi menghambat penyebaran informasi. Komunikasi antar manusia, walau jauh jaraknya, kini dengan adanya berbagai jejaring sosial telah memudahkan interaksi. Internet telah menjadikan dunia penuh dengan kemajuan, di desa dan di pelosok terdalam sekalipun dapat mengikuti setiap detik perkembangan dunia, pemerataan informasi dan pengetahuan semakin dirasakan nyata.
Kembali pada apa yang dilakukan seseorang dalam menggunakan teknologi ini, apakah bermanfaat atau tidak? apakah baik atau buruk? Perbandingannya, sebagai contoh, seperti ketika seseorang menghabiskan 24 jam nonstop, online demi mencari bahan untuk tugas akhir kuliahnya atau informasi bisnis atau mungkin juga melakukan promosi toko online yang dimilikinya, secara logika hal tersebut tidaklah ada salahnya, karena jelas pengunaannya bermanfaat sesuai dengan tujuan dan pekerjaannya. Namun, jika seseorang menghabiskan waktu untuk online untuk sekedar browsing selama 24 jam nonstop, sekedar saja, sekedar menonton video porno, sekedar main judi online, sekedar memainkan game online, sekedar kesenangan tak bermanfaat, kemudian meninggalkan tanggung jawabnya di dunia non-maya dan tidak memiliki tujuan yang penting dan berarti, maka ini diindikasikan sebagai gangguan atau sakit.
Segala sesuatu yang berlebihan tidaklah baik, kebiasaan berinternet yang sehat adalah dengan menyesuaikan jadwal dan juga kepentingan, serta tidak melupakan tanggung jawab yang dimiliki oleh masing-masing individu. Walau kini dunia maya selalu saja menghadirkan inovasi-inovasi terbaru, yang mana memungkinkan mereka yang tidak memiliki depresi berat, kecemasan atau gangguan sosial untuk ketagihan melakukan kegiatan dalam dunia maya, dengan demikian kebijaksanaan sebagai pengguna adalah dibutuhkan untuk mengimbanginya.
Banyak sekali manfaat yang telah diberikan internet kepada manusia, banyak pengetahuan dan juga informasi disini yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dengan demikian maka kebijaksanaan seseorang untuk menggunakan teknologi itu sendiri yang harus terus dikembangkan, sehingga tujuan awal dari penciptaan teknologi yaitu guna mempermudah dan meningkatkan kualitas hidup manusia dapat benar-benar terwujud dikemudian hari.
(Amarilldo)
Sumber:
http://www.minddisorders.com/Flu-Inv/Internet-addiction-disorder.html
http://www.psychologytoday.com/articles/199803/trapped-in-the-web
http://allpsych.com/journal/internetaddiction.html
http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/09/04/11040257/kecanduan.internet.ikut.rehabilitasi.saja
http://www.mediaindonesia.com/data/pdf/pagi/2008-12/2008-12-24_17.pdf
Sumber : http://ruangpsikologi.com/gangguan-kecanduan-internet

Ulasan Tulisan :
Internet merupakan salah satu teknologi buatan manusia yang digunakan untuk mempermudah manusia dalam mencari informasi di seluruh dunia. Banyak sekali yang terdapat di internet, dari bagaimana kita mendapatkan informasi sampai bisa berkomunikasi. Komunikasi bisa dilakukan pada tempat yang jauh sekali pun dari ujung ke ujung dunia,dan bahkan bisa bermain bersama di dunia maya tanpa harus bertatap muka antara satu dengan yang lain.
Begitu banyak yang di berikan oleh dunia maya, sampai-sampai kita tidak perlu lagi keluar dari kamar untuk berbelanja bisa secara online. Akan tetapi semua kemudahan yang diberikan oleh dunia maya tidak sepenuhnya berdampak positif bagi seseorang. Internet pun memiliki dampak yang negatif pada seseorang yang tidak bisa menggunakannya dengan tepat dan bijak.
Seseorang bisa saja menjadi ketagihan atau kecanduan berlebihan dalam menggunakan internet. Seseorang itu bisa menjadi introvert, dia sulit berkomunikasi dengan orang-orang yang di sekitarnya. Itu sangat menggangu bagi orang-orang yang berada di sekelilingnya,karena mereka akan sulit memahami apa yang diinginkan oleh orang tersebut.
Bahkan masalah yang lain pun muncul, seperti seorang anak yang malas sekolah tapi dia bersemangat untuk bermain game online, prestasinya pun menurun karena terlalu sering sekali membolos. Bahkan ada juga seorang anak yang menyisihkan uang jajannya dan tidak jajan di sekolah Karena ingin bermain game online di warnet. Tidak sedikit anak-anak seperti itu yang masih duduk di sekolah dasar sudah sering bermain game online. Mereka lebih sensitif dan cenderung lebih sering melakukan kekerasan pada saat menyelesaikan masalah dengan teman-temannya.

Rabu, 25 Mei 2011

Stres

A. Definisi Stres
Stres adalah istilah dalam psikologi dan biologi, dipinjam dari fisika dan teknik dan pertama kali digunakan dalam konteks biologis pada 1930-an, yang dalam beberapa dekade terakhir lebih menjadi umum digunakan dalam bahasa popular. Hal ini mengacu pada konsekuensi dari kegagalan organisme - manusia atau hewan - untuk menanggapi tuntutan mental, emosional atau fisik, baik yang sebenarnya atau membayangkan. Tanda-tanda stres dapat kognitif, emosional, fisik atau perilaku. Tanda-tanda meliputi penilaian buruk, pandangan negatif umum, [rujukan?] Berlebihan mengkhawatirkan, kemurungan, iritabilitas, agitasi, ketidakmampuan untuk bersantai, merasa kesepian, terisolasi atau tertekan, sakit dan nyeri, diare atau sembelit, mual, pusing, sakit dada, cepat detak jantung, makan terlalu banyak atau tidak cukup, tidur terlalu banyak atau tidak cukup, penarikan penundaan, sosial atau mengabaikan tanggung jawab, alkohol meningkat, nikotin atau konsumsi narkoba, dan kebiasaan gugup seperti mondar-mandir sakit tentang, menggigit kuku dan leher.
Stres adalah hubungan stimulus-respon yang diobservasi, bukan stimulus atau respon. Stimulus merupakan suatu stresor bila stimulus tersebut menghasilkan respon yang penuh tekanan, dan respon dikatakan penuh tekanan bila respon tersebut dihasilkan oleh tuntutan, deraan, ancaman atau beban. Oleh karena itu, stres merupakan hubungan antara individu dengan lingkungan yang oleh individu dinilai membebani atau melebihi kekuatannya dan mengancam kesehatannya (Lazarus & Folkman, 1984).
B. Model Stres
Cox (dalam Crider dkk, 1983) mengemukakan 3 model pendekatan stres, yaitu : Response-based model, Stimulus-based model, dan Interactional model.
-Response-based model
Stres model ini mengacu sebagai sekelompok gangguan kejiwaan dan respon-respon psikis yang timbul pada situasi yang sulit.
-Stimulus based-model
Model ini mencoba mengidentifikasi pola-pola kejiwaan dan respon-respon kejiwaan yang diukur pada lingkungan yang sulit. Model stres ini memusatkan perhatian pada sifat-sifat stimuli stres. Tiga karakteristik dari stimuli stres adalah overload, conflict, dan uncontrollability
-Interactional model
Model ini memperkirakan bahwa stres dapat diukur ketika dua kondisi bertemu, yaitu:
1. ketika individu menerima ancaman akam motif dan kebutuhan penting yang diwakilinya
2. ketika individu tidak mampu mengcoping stres
C.Jenis stres
Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:
-Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.
-Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.
D. Stres Lingkungan
Dalam mengulas dampak lingkungan binaan terutam terhadap stress psikologis, Zimring mengajukan dua pengandaian. Pertama, stress dihasilkan oleh proses dinamik ketika orang berusaha memperoleh kesesuaian antara kebutuhan-kebutuhan dan tujuan dengan apa yang disajikan oleh lingkungan. Proses ini dinamik karena kebutuhan-kebutuhan individual sangat bervariasi sepanjang waktu dan berbagai macam untuk masing-masing individu terhadap lingkungannya juga berbagai macam. Kedua, bahwa variabel transmisi harus diperhitungkan bila mengkaji stress psikologisyang disebabkan oleh lingkungan binaan. Misalnya perkantoran, status, anggapan tentang control, pengaturan ruang dan kualitas lain dapat menjadi variabel transmisi yang berpengaruh pada pandangan individu terhadap situasi yang dapat dipakai untuk menentukan apakah situasi tersebut menimbulkan stress atau tidak.
Lazarus dan Folkman (dalam Baron dan Byrne, 1991) mengidentifikasikan stres lingkungan sebagai ancaman-ancaman yang dating dari dunia sekitar. Singer dan Baum (dalam Evans, 1982) mengartikan stres lingkungan dalam 3 faktor, yaitu :
1. Stressor fisik (suara)
2. Penerimaan individu terhadap stressor yang dianggap sebagai ancaman (appraisal of the stressor.
3. Dampak stressor pada organism (fisiologis)
E. Peran Stres dalam Memahami Hubungan Manusia dan Lingkungan
Individu dalam kehidupannya berinteraksi dengan lingkungan dan tergantung pada lingkungan. Individu banyak mengambil manfaat dari lingkungan. Namun, lingkungan juga bisa menimbulkan stress tersendiri bagi individu. Stress yang dialami individu yang disebabkan oleh lingkungan disebut stress lingkungan. Salah satu pendekatan untuk mempelajari psikologi lingkungan adalah stress lingkungan.

Paul A. Bell menjelaskan bahwa setelah individu mempersepsikan rangsangan dari lingkungannya, akan terjadi dua kemungkinan. Kemungkinan yang pertama, rangsangan itu dipersepsikan berada dalam batas ambang toleransi individu yang bersangkutan yang menyebabkan individu berada dalam keadaan homeostasis. Kemungkinan kedua, rangsangan itu dipersepsikan di luar ambang toleransi yang menimbulkan stress pada individu.

Menurut Veitch & Arkkelin (1995) stress dicirikan sebagai proses yang membuka pikiran kita, sehingga kita akan ketemu dengan sensor,menjadi sadar akan bahaya, memobilisasi usaha kita untuk mengatasinya, mendorong untuk melawannya, serta yang membuat kita berhasil atau gagal dalam beradaptasi. Ketika suatu sensor kita evaluasi, kita seleksi stategi-stategi untuk mengatasinya kita lakukan “pergerakan-pergerakan“ tubuh secara fisiologis dan psikologi untuk melawan stressor dan mengatasinya dengan suatu tindakan. Jika coping berhavior (perlakuan penyesuaian diri) ini berhasil, maka adaptasi akan meningkat dan pengaruh stress menghilangkan. Sementara jika coping berhavior gagal, maka stress akan menerus, pembangkitan fisik dan fisiologis tidak dapat dihindari sehingga penyakit fisik akan menyerang.

Ketika tidak mengalami stress, individu umumnya menggunakan banyak waktunya untuk mencapai keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam keadaan seperti itu, ada waktu-waktu tertentu dimana kita sebenarnya justru mengalami stress. Bahkan suatu stress terkadang tidak terkait dengan masalah ketidakseimbangan (disekuilibrium). Ada waktu-waktu tertentu, dimana lingkungan menyajikan tantangan yang terlalu besar atau individu dapat menghilangkannya dengan kemampuan coping behavior. Di lain pihak, individu juga dapat mengalami keduanya. Pada kondisi inilah terjadi disekuilibrium, yang tergantung dari proses-proses fisik, psikologis, dan fisiologis.

Berdasarkan psikologi stress menurut Veitch & Arkkelin (1995) terdapat dua bentuk appraisal (penilaian), yaitu appraisal primer dan appraisal sekunder. Apraisal primer lebih menekankan persepsi terhadap ancaman, sementara appraisal sekunder merupakan seleksi terhadap coping behavior dan evaluasi terhadap efektivitasnya.

Sumber :
http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/stres.html
www.elearning.gunadarma.ac,id
http://en.wikipedia.org/wiki/Stress_%28biology%29
http://kasturi82.blogspot.com/2009/04/jenis-jenis-stres.html

Rabu, 13 April 2011

Privasi

Pengertian Privasi :
 Privasi adalah tingkat interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki seseorang pada suatu kondisi atau situasi tertentu, privasi merupakan kemampuan seseorang atau kelompok dalam mengontrol interaksi panca inderanya dengan pihak lain. Selain itu juga privasi merupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki oleh seseorang pada suatu kondisi atau situasi tertentu. Privasi jugamerupakan suatu kemampuan untuk mengkontrol interaksi, kemampuan untuk memperoleh pilihan-pilihan dan kemampuan untuk mencapai interaksi seperti yang diinginkan, adanya pilihan untuk menghindarkan diri dari keterlibatan dengan orang lain dan lingkungan sosialnya, proses pengkontrolan yang selektif terhadap akses kepada diri sendiri dan akses kepada orang lain, serta menunjukkan adanya pilihan untuk menghindarkan diri dari keterlibatan dengan orang lain dan lingkungan sosialnya.
Fungsi Privasi :
1.Pengatur dan pengontrol interaksi interpersonal yang berarti sejauh mana hubungan dengan orang lain diinginkan, kapan waktunya menyendiri dan kapan waktunya bersama-sama dengan orang lain.
2. Merencanakan dan membuat strategi untuk berhubungan dengan orang lain, yang meliputi keintiman atau jarak dalam berhubungan dengan orang lain.
3.Memperjelas identitas diri.
Privasi dibagi menjadi dua macam yaitu :
1. Privasi tinggi adalah bila ingin menyendiri dan hubungan dengan orang lain berkurang.
 2. Privasi rendah adalah bila hubungan dengan orang lain dikehendaki.

Macam tingkat privasi :
• Keterbukaan atau ketertutupan yaitu adanya keinginan untuk berinteraksi denagn orang lain , atau justru ingin menghindar atau berusaha supaya sukar dicapai orang lain.

Ada 2 jenis orientasi mengenai privasi :
1. Tingkah laku menarik diri
 Solitude adalah keinginan untuk menyendiri
 Seclusion adalah keinginan untuk menjauh dari pandangan dan gangguan suara tetangga serta kebisingan lalu lintas
 Intimacy adalah keinginan untuk dekat dengan keluarga dan orang-orang tertentu , tetapi jauh dari semua orang.
2. Mengontrol informasi
 Anonmity adalah keinginan untuk merahasiakan jati diri
 Reserve adalah keinginan untuk mengungkapkan diri terlalu banyak kepada orang lain
 NotNeighboring adalah keinginan untuk tidak terlibat dengan tetangga

Faktor-faktor yang mempengaruhi privasi :
1.Faktor Personal.
2.Faktor Situasional.
3.Faktor Budaya

Privacy memiliki 2 jenis penggolongan
1. Golongan yang berkeinginan untuk tidak diganggu secara fisik.
a. Keinginan untuk menyendiri (solitude) misalnya ketika seseorang sedang dalam keadaan sedih dia tidak ingin di ganggu oleh siapapun.
b. Keinginan untuk menjauhkan dari pandangan atau gangguan suara tetangga / lalu lintas (seclusion), misalnya saat seseorang ingin menenangkan pikirannya , ia pergi ke daerah pegunungan untuk menjauhkan diri dari keramaian kota.
c. Keinginan untuk intim dengan orang-orang tertentu saja, tetapi jauh dari semua orang (intimacy), Misalnya orang yang pergi ke daerah puncak bersama orang-orang terdekat seperti keluarga.
2. Golongan yang berkeinginan untuk menjaga kerahasiaan diri sendiri yang berwujud dalam tingkah laku hanya memberi informasi yang dianggap perlu.
a. Keinginan untuk merahasiakan jati diri (anaonimity)
b. Keinginan untuk tidak mengungkapkn diri terlalu banyak kepada orang lain (reserve)
c. Keinginan untuk tidak terlibat dengan tetangga (not neighboring)

Pengaruh Privasi terhadap Lingkungan menurut Altman (21975) menjelaskan bahwa fungsi psikologis dari perilaku yang penting adalah mengatur interaksi antara seseorang atau kelompok dengan lingkungan sosial. Bila seseorang dapat mendapatkan privasi seperti yang diinginkannya maka ia akan dapat mengatur kapan harus berhubungan dengan orang lain dan kapan harus sendiri. Maxine Wolfe dkk mencatat bahwa pengelolaan hubungan interpersonal adalah pusat dari pengalaman tentang privasi dalam kehidupan sehari-hari. Westin (dalam Holahan, 1982) mengatakan bahwa ketertutupan terhadap informasi personal yang selektif, memenuhi kebutuhan individu untuk membagi kepercayaan dengan orang lain.

Schwatrz (dalam Holahan, 1982) menemukan bahwa kemampuan untuk menarik diri ke dalam privasi dapat membantu membuat hidup ini lebih mengenakkan saat harus berurusan dengan orang-orang yang sulit. Westin (dalam Holahan, 1982) dengan privasi kita juga dapat melakukan evaluasi diri dan membantu kita mengembangkan dan mengelola perasaan otonomi diri. Otonomi ini meliputi perasaan bebas, kesadaran memilih dan kemerdekaan dari pengaruh orang lain. Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil suatu rangkuman bahwa fungsi psikologis dari privasi dapat dibagi menjadi dua yaitu, pertama privasi memainkan peran dalam mengelola interaksi sosial yang kompleks di dalam kelompok sosial. Kedua, privasi membantu kita memantapkan perasaan identitas pribadi.


Sumber :
Dharma, Agus.Teori Arsitektur 3.Jakarta:Gunadarma,1998.
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/peng_psikologi_lingkungan/bab6-privasi.pdf