Rabu, 27 Oktober 2010

Nilai-nilai Konflik

Nilai-nilai Konflik

Konflik, berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.

Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik

Penyebab Konflik

Penyebab Konflik

Penyebab konflik :
1. Interdepence
^ tidak semua interdependence menyebabkan konflik, jika:
a. ada kerjasama antar anggota dalam interdepence shg konflik ↓
b. ada kompetisi antar anggota dalam interdepence shg konflik ↑

Deutch (1949):
^ pure cooperation → promotive interdependence : dengan menolong
^ pure competition → contrient interdependence : anggota bisa meraih
tujuannya hanya jika anggota lain gagal memilihnya.

2. Influence stategies
^ strategi-strategi untuk mempengaruhi orang lain, ancaman, hukuman
dan negatif reinforcement → meningkatkan konflik
3.Misunderstanding dan misperception

Sumber : http ://klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/.../Handout+Psikologi+Kelompok.pdf.pdf

Sorming : Konflik dalam Kelompok

Sorming : Konflik dalam Kelompok

Didalam tahap sorming terdapat 5 tahap perkembangan konflik dalam kelompok, yaitu :

1. Disagreement
perlu segera diindentifikasi disagreementnya:
• apakah benar-benar ada atau sekedar kesalahpahaman
• apakah perlu segera ditangani atau terselesaikan sendiri
• jika benar-benar ada dan menyangkut beberapa faktor situasional minor

2. Konfrontasi
- Dua orang atau lebih saling bertentangan → verbal attack.
- Diakhir tahap ini, tingkat koalisi (sub kelompok dalam kelompok)
dimana anggota kelompok menjadi terpolarisasi (membentuk blok-blok).

3. Eskalasi
pada tahap ini, anggota kelompok menjadi semakin kasar, suka memaksa, mengancam, sampai pada kekerasan fisik → timbul mosi tidak percaya (distrust), frustasi dan negatif reciprocity.

4. Deeskalasi
berkurang atau menurunnya konflik
- anggota mulai sadar waktu dan energi yang terbuang sia-sia dengan
berdebat

Mekanisme pengolahan konflik:
a. Negosiasi : secara interpersonal sengan asumsi bahwa tiap orang akan
mendapatkan keuntungan dengan adanya situasi
- distributive issues : negosiasi berhasil, satu pihak puas, pihak yang lain
mengikuti karena pihak yang lain itu memiliki power
- integrative issues : negosiasi berhasil, kedua pihak merasa puas (win win solution)
b. Membangun kepercayaan : dengan mengkomunikasikan keinginan individu secara hati-hati dan harus konsisten antara apa yang diomongkan dengan perilaku aktualnya.

5. Resolusi
tiap konflik sampai pada tahap ini, meskipun tidak semua pihak puas
akan hasilnya.


Sumber : http ://klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/.../Handout+Psikologi+Kelompok.pdf.pdf

Forming : menjadi Sebuah Kelompok

Forming : Menjadi sebuah kelompok

Didalam tahap forming terdapat fase pembentukan kelompok, yang dapat ditinjau dari pandangan psikoanalisa, sosiobiologis, proses perbandingan sosial dan perspektif pertukaran sosial. Penjelasan dari masing-masing pandangan :

• Pandangan Psikoanalisa

Diambil dari pandangan psikoanalisa, tokohnya Freud. Dia berkata : orang bergabung dalam kelompok karena keanggotaan dapat memuaskan kebutuhan dasar biologis dan psikologis tertentu.
Ada 2 proses pembentukan kelompok, yaitu :

1.Identifikasi

energi emosi individu (libido) diarahkan ke dirinya dan orang lain. Individu menjadikan orang lain (orang tua) sebagai model egonya → EGO IDEAL. Penerimaan orang tua sebagai objek kasih sayang anak akan membentuk ikatan yang kuat → kepuasan melalui sense of belonging, kesalingtergantungan, perlindungan terhadap ancaman luar dan meningkatkan self development.

2.Transferen

bagaimana pembentukan kelompok pada masa awal kehidupan individu mempengaruhi perilaku kelompok selanjutnya. Individu melihat pemimpin kelompok sebagai figur otoritas sebagaimana individu menganggap orang tuanya.



• Pandangan Sosiobiologis

􀀩 Menurut pandangan ini, orang bergabung dengan kelompok untuk
memuaskan keinginan yang kuat untuk berafiliasi secara biologis.
􀀩 Didasarkan teori evolusi dari Charles Darwin : bergabung dengan anggota
lain dari satu spesies merupakan ekspresi strategi yang stabil secara evolusionerdan kultural dari individu yang dapat meningkatkan rerata kesuksesai reproduksi.

• Pandangan Perbandingan Sosial

Menurut Leon Festinger (1950, 1954) : orang membutuhkan orang lain karena mereka membutuhkan informasi tentang diri mereka dan lingkungan mereka dan
kebutuhan akan informasi. Ini hanya dapat dipenuhi dari orang lain. Individu
membandingkan diri mereka dengan orang lain tentang keyakinan, opini dan
sikap mereka → apakah benar, valid, sesuai.

• Pandangan Pertukaran Sosial

Model ketertarikan kelompok, dengan mempertimbangkan :
1. reward
2. cost
→ minimax principle (berusaha untuk mendapatkan reward yang sebesar besarnya dan mengurangi cost yang sekecil-kecilnya).

Sumber : http://klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/.../Handout+Psikologi+Kelompok.pdf.pdf

Proses Dasar dalam Kelompok

Proses dasar dalam kelompok

Tahapn-tahapan proses dasar dalam psikologi kelompok

Adapun tahapan-tahapan proses dasar yang terjadi dalam psokologi kelompok terdiri dari 4 tahapan, yaitu :
1. Tahapan Forming
2. Tahapan Storming : konflik dalam kelompok
3. Tahapan Norming : pembentukan struktur kelompok
4. Tahapan Performing : Berkerja sama dalam kelompok

☺ Tahapan Forming
Diambil dari pandangan psikoanalisa, tokohnya Freud. Dia berkata : orang bergabung dalam kelompok karena keanggotaan dapat memuaskan kebutuhan dasar biologis dan psikologis tertentu.
Ada 2 proses pembentukan kelompok, yaitu :
1. Identifikasi
energi emosi individu (libido) diarahkan ke dirinya dan orang lain. Individu menjadikan orang lain (orang tua) sebagai model egonya → EGO IDEAL. Penerimaan orang tua sebagai objek kasih sayang anak akan membentuk ikatan yang kuat → kepuasan melalui sense of belonging, kesalingtergantungan, perlindungan terhadap ancaman luar dan meningkatkan self development.
2. Transferen
bagaimana pembentukan kelompok pada masa awal kehidupan individu mempengaruhi perilaku kelompok selanjutnya. Individu melihat pemimpin kelompok sebagai figur otoritas sebagaimana individu menganggap orang tuanya.

☺ Tahapan Storming : Konflik dalam Kelompok

Munculnya disagreement, pertengkaran dan friksi diantara anggota kelompok
yang melibatkan kata-kata, emosi dan tindakan.

☺ Tahapan Norming : Pembentukan Struktur Kelompok

Adapun Peran (role) merupakan perilaku yang biasanya ditampilkan orang sebagai anggota kelompok yang menyediakan basis harapan berkaitan dengan perilaku orang dalam posisi yang bervariasi dalam kelompok.

☺ Tahapan Perfoming : Bekerja sama dalam kelompok

Percobaan Norman Triplett (1897) tentang fasilitasi sosial yaitu situasi dimana
kehadiran orang lain akan meningkatkan kinerja seseorang.
A. Coaction Paradigm
→ beberapa orang melakukan tugas dan ditempat yang sama, tetapi tidak saling berinteraksi, misalnya: ujian dikelas
B. Audience Paradigm (passive spectators)
→ kehadiran orang lain justru menghambat kinerja, misalnya: menghapal pelajaran ditengah orang banyak

Sumber : http://klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/.../Handout+Psikologi+Kelompok.pdf.pdf

Sabtu, 23 Oktober 2010

Individu dalam massa dan psikologis individu dalam massa

INDIVIDU DALAM MASSA

☺ Kehilangan kepribadian yang sadar dan rasional, tindakan kasar dan irasional, menurut secar membabi buta pada pemimpin
☺ Melakukan hal-hal yang berlawanan dengan kebiasaan → agresi

Teori frustasi-agresi dari Fuller-Miller, mengemukakan:

-Agresivitas merupakan cerminan dari frustasi yang dirasakan oleh massa
- Kuat lemahnya tergantung besar kecilnya hambatan dalam mencapai tujuan tersebut

Menurut Sidis, individu dalam massa akan terkena hipnotis bentuk ringan sehingga pertimbangan kritis hilang.

Kondisi Psikologis Individu dalam Massa
Menurut Gustave Le Bon, massa itu mempunyai sifat-sifat psikologis tersendiri. Orang yang tergabung dalam suatu massa akan berbuat sesuatu, yang perbuatan tersebut tidak akan diperbuat bila individu itu tidak tergabung dalam suatu massa. Sehingga massa itu seakan-akan mempunyai daya melarutkan individu dalam suatu massa, melarutkan individu dalam jiwa massa. Seperti yang dikemukakan oleh Durkheim bahwa adnaya individual mind dan collective mind, yang berbeda satu dengan yang lain. Menurut Gustave Le Bon dalam massa itu terdapat apa yang dinamakan hukum mental unity atau law mental unity, yaitu bahwa massa adalah kesatuan mind, kesatuan jiwa. Menurut Allport, sekalipun kurang dapat menyetujui tentang collective mind tetapi dapat memahami tentang pemikiran adanya kesamaan (conformity),
tidak hanya dalam hal berpikir dan kepercayaan, tetapi juga dalam hal perasaan (feeling) dan dalam perbuatan yang tampak (overt behaviour).

Sumber : http://klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/.../Handout+Psikologi+Kelompok.pdf.pdf

Individu dalam massa dan psikologis individu dalam massa

INDIVIDU DALAM MASSA

☺ Kehilangan kepribadian yang sadar dan rasional, tindakan kasar dan irasional, menurut secar membabi buta pada pemimpin
☺ Melakukan hal-hal yang berlawanan dengan kebiasaan → agresi

Teori frustasi-agresi dari Fuller-Miller, mengemukakan:

 Agresivitas merupakan cerminan dari frustasi yang dirasakan oleh massa
 Kuat lemahnya tergantung besar kecilnya hambatan dalam mencapai tujuan tersebut

Menurut Sidis, individu dalam massa akan terkena hipnotis bentuk ringan sehingga pertimbangan kritis hilang.

Kondisi Psikologis Individu dalam Massa
Menurut Gustave Le Bon, massa itu mempunyai sifat-sifat psikologis tersendiri. Orang yang tergabung dalam suatu massa akan berbuat sesuatu, yang perbuatan tersebut tidak akan diperbuat bila individu itu tidak tergabung dalam suatu massa. Sehingga massa itu seakan-akan mempunyai daya melarutkan individu dalam suatu massa, melarutkan individu dalam jiwa massa. Seperti yang dikemukakan oleh Durkheim bahwa adnaya individual mind dan collective mind, yang berbeda satu dengan yang lain. Menurut Gustave Le Bon dalam massa itu terdapat apa yang dinamakan hukum mental unity atau law mental unity, yaitu bahwa massa adalah kesatuan mind, kesatuan jiwa. Menurut Allport, sekalipun kurang dapat menyetujui tentang collective mind tetapi dapat memahami tentang pemikiran adanya kesamaan (conformity),
tidak hanya dalam hal berpikir dan kepercayaan, tetapi juga dalam hal perasaan (feeling) dan dalam perbuatan yang tampak (overt behaviour).

Sumber : http://klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/.../Handout+Psikologi+Kelompok.pdf.pdf

Jenis-jenis,Penyebab dan proses dinamika gerakan massa

JENIS-JENIS GERAKAN MASSA

1. Gerakan Massa Progresif
→ merombak norma lama, membentuk norma baru
2. Gerakan Massa Status Quo
→ mempertahankan norma lama (konservatif)
3. Gerakan Massa Reaksioner
→ orang yang bersikap untung-untungan
→ lebih lunak/fleksibel, tidak tegas yang penting golongannya tidak dirugikan




Penyebab Gerakan Massa

Salah satu pandangan berpendapat bahwa manusia itu merupakan individu yang mempunyai dorongan-dorongan atau keinginan-keinginan yang pada prinsipnya membutuhkan pemuasan atau pemenuhan. Tetapi dalam kenyataannya tidak semua dorongan atau keinginan itu dapat dilaksanakan secara baik. Dorongan atau keinginan yang tidak memperoleh pelepasan, terdorong dan tersimpan dalam alam bawah sadar, yang pada suatu ketika akan muncul kembali diatas sadar bila keadaan memungkinkan.
Salah satu pendapat yang dikemukakan oelh Freud bahwa struktur pribadi manusia terdiri dari 3 bagian, yaitu das es atau the id, yaitu berupa dorongandorongan yang pada dasarnya dorongan-dorongan tersebut membutuhkan pemenuhan, ingin muncul dan ingin keluar. Yang kedua adalah das ich atau the ego, yang merupakan sensor untuk menyesuaikan dengan keadaan sekitarnya terutama dengan norma-norma. Yang ketiga, yaitu das uber ich atau the super ego, merupakan kata hati yang berhubungan dengan moral baik buruk.
Atas dasar uraian diatas dapat dikemukakan salah satu analisis mengenai perbuatan massa adalah berdasarkan atas faktor psikologis yang mendasarinya, yaitu orang bertindak dalam massa atas dorongan-dorongan yang muncul dari bawah sadar yang semula ditekannya. Karena itu bila banyak hal ditekan merupakan suatu pertanda yang kurang baik, sebab pada suatu waktu dapat muncul dipermukaan bila keadaannya memungkinkan, slah satu bentuk adalah dalam massa.

Proses Dinamika Gerakan Massa

1. Pemusatan perhatian
2. Penciptaan suasana kebersamaan
3. Pusat rasa kagum dan perasaan berada pada suatu massa
4 . Pemimpin membayar massa kemana aktivitas akan massa akan dituju


Sumber : http://klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/.../Handout+Psikologi+Kelompok.pdf.pdf

Massa Pasif dan Massa Aktif

MASSA PASIF dan MASSA AKTIF

Massa Pasif :
Massa pasif yang disebut dengan audience adalah kumpulan orangorang
yang belum melakukan tindakan nyata, misalnya orang-orang
berkumpul untuk mendengarkan ceramah, menonton sepakbola, dll
Massa Aktif :
Massa aktif yang disebut dengan mob terbentuk karena telah adanya
tindakan-tindakan nyata, misalnya demonstrasi, perkelahian massal, dsb
Menurut Mc Laughlin, paling tidak ada 3 kondisi yang melatarbelakangi,
yaitu:
1. adanya problem yang cukup serius
2. upaya penyelesaian problem yang tertunda
3. adanya keyakinan dalam kelompok massa bahwa problem harus diselesaikan

Faktor-faktor yang menyebabkan massa aktif :

☺ Perasaan tidak puas
→ bertukar pikiran → ide baru → perbuatan yang selalu diulang → jika sudah matang ‘massa’
☺ Tekanan jiwa masyarakat
→ memuncak dan meledak

Sumber : http://klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/.../Handout+Psikologi+Kelompok.pdf.pdf

Selasa, 19 Oktober 2010

Massa Abstrak dan Massa konkrit

MASSA ABSTRAK DAN MASSA KONKRIT
Massa abstrak adalah sekumpulan orang-orang yang didorong oleh adanya pesamaan minat, persamaan perhatian, persamaan kepentingan, persamaan tujuan, tidak adanya struktur yang jelas, tidak terorganisir. Sedangkan yang dimaksud dengan massa konkrit adalah massa yang mempunyai ciri-ciri:
1) Adanya ikatan batin, ini dikarenakan adanya persamaan kehendak, persamaan tujuan, persamaan ide, dan sebagainya.
2) Adanya persamaan norma, ini dikarenakan mereka memiliki peraturan sendiri, kebiasaan sendiri dan sebagainya.
3) Mempunyai struktur yang jelas, di dalamnya telah ada pimpinan tertentu.
Antara massa absrak dan massa konkrit kadang-kadang memiliki hubungan dalam arti bahwa massa abstrak dapat berkembang atau berubah menjadi konkrit, dan sebaliknya massa konkrit bisa berubah ke massa abstrak. Tetapi ada kalangan massa abstrak bubar tanpa adanya bekas. Apa yang dikemukakan oleh Gustave Le Bon dengan massa dapat disamakan dengan massa abstrak yang dikemukakan oleh Mennicke, massa seperti ini sifatnya temporer, dalam arti bahwa massa itu dalam waktu yang singkat akan bubar

sumber:http://adibuluk.blogspot.com/2010/10/massa-abtrak-dan-massa-konkrit.html
http://ryryebsa.blogspot.com/2010/10/massa-abstrak-dan-massa konkrit.html

DEFINISI PSIKOLOGI MASSA

DEFINISI PSIKOLOGI MASSA

Psikologi massa mempelajari mengenai perilaku kelompok, dimana anggota kelompok merasa nyaman dengan anggota lain ketika melakukan pekerjaan bersama-sama. Individu memang cenderung merasa nyaman ketika melakukan hal bersama-sama karena mereka merasakan ada pihak lain yang turut terlibat dan merasakan hal yang sama. Selain itu jika mengerjakan suatu pekerjaan dalam kelompok maka pekerjaan tersebut akan lebih cepat selesai, mereka bisa saling tolong-menolong serta dapat saling berbagi (sharing) antar anggota kelompok.
Dalam sebuah kelompok, biasanya ada seseorang atau pihak yang berperan sebagai pemimpin. Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada bagaimana pemimpinnya. Crowd Pschology (bagian dari psikologi sosial) menyatakan bahwa individu bisa saja mendapat kekuasaan untuk memimpin dengan berlaku kolektif. Jadi untuk menjadi seorang pemimpin tidak hanya untuk orang yang memiliki jiwa kepemimpinan saja, akan tetapi seorang pemimpin dapat terbentuk akibat mengikuti pola tertentu dalam kelompok.

Sumber : http://nuntutilmudifikomuntar.blogspot.com/2010/04/pertemuan-1-psikologi-massa.html

Kamis, 14 Oktober 2010

Jenis-jenis Kelompok

jenis-jenis kelompok
Ada beberapa klarifikasi jenis kelompok salah satunya yaitu :
1. Dyad : kelompok terdiri dari dua orang, disini interaksi dan hubungan satu sama lain lebih intens, misalnya:kerja kelompok
2. Kelompok kecil : kelompok primer dimana terjadinya face to face dan ada identitas kelompok yang sangat kuat, misalnya ekskul di sekolah
3. Organisasi : sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama dan terstruktur dengan jelas, misalnya OSIS
4. Masaa : bersifat temporer, mempunyai tujuan yang sama, tidak terstruktur, misalnya anggota kelompok tawuran.
Menurut Robbins, jenis kelompok terdiri dari :
1. Kelompok formal : ada keputusan managerial guna mencapai tujuan organisasi, bersifat resmi. Ditandai dengan adanya organisasi status, misalnya : OSIS
2. Kelompok informal : muncul dari upaya individu (tumbuh atas dasar keputusan bersama dan persahabatan). Ada faktor kebutuhan sosial, misalnya: usaha menjahit baju lalu bagi hasil.
3. Kelompok komando : ada manajer dan bawahan, misalnya : usaha restoran yang sudah besar dan punya cabang dimana-dimana.
4. Kelompok tugas : bekerjasama menyelesaikan tugas atau pekerjaan, misalnya : kelompok belajar.
5. Kelompok kepentingan : ada tujuan khusus dalam kelompok tersebut dan semua anggota terlibat di dalamnya, misalnya : partai
6. Kelompok persahabatan : karakteristik anggota sama, misalnya : geng sekolah.
Bedanya masaa dan agrerat adalah.. Masaa itu sekumpulan orang-orang yang sama sekali belum terikat satu kesatuan, norma, motif dan tujuan sedangkan agrerat adalah kumpulan individu yang tidak berinteraksi satu sama lain, agrerat dapat berubah menjadi sebuah kelompok.
Sumber : http://klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/.../Handout+Psikologi+Kelompok.pdf.pdf
http://chanurimas.wordpress.com/

EFEKTIFITAS INSTRUMENTAL DARI KEANGGOTAAN KELOMPOK

Efek Instrumental dari Keanggotaan Kelompok

Eefek instrumental keanggotaan adalah bagian dari keanggotaan itu sendiri.Maksud dari

efek instrumental ialah suatu komunikasi antar anggota dan pengaruh dari kebersamaan

suatu kelompok.Orang banyak akan melihat dari sisi ini karena orang memilih kelompok

karena dia merasa sendiri dan ingin berkelompok

Sumber: http://adibuluk.blogspot.com/2010/10/efek-instrumental-dari-keanggotaan.html

Tujuan Keanggotaan

Tujuan Keanggotaan

Terbentuknya kelompok sosial dilator belakangi oleh naluri manusia yang selalu ingin

hidup dengan orang lain (gregariousness). Sejak lahir, manusia sudah memiliki dua

hasrat atau keinginan pokok, yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekitarnya (masyarakat) dan keinginan untuk menjadi satu dengan alam di sekitarnya.

Kelompok sosial selalu mengalami perkembangan serta mengalami perubahan-perubahan,

baik dalam kegiatan maupun bentuknya. Jadi, kelompok sosial cenderung dinamis.

Tujuan dari kelompok yaitu terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.

Sumber : http://wapedia.mobi/id/Dinamika_kelompok

Keanggotaan Kelompok

Keanggotaan Kelompok

Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan ke anggotaan dan saling berinteraksi satu sama lain. kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga bisa mempengaruhi para anggotanya. Kelompok sosial dapat diartikan sebagai himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan antar mereka, dimana hubungan tersebut adalah hubungan timbale balik satu sama lain dan saling memepengaruhan dan juga saling menolong. Namun kelompok sosial itu pula dapat mirip dengan situasi massa jika suatu perkumpulan berstruktur dan memiliki anggota banyak. Suatu organisasi massa yang anggotanya satu persatu jarang mendapatkan interaksi serta intensif, dan kadang-kadang saja yang berkumpul dalam jumlah yang lengkap, sehingga interaksi anggota pun terbatas.

Sumber : http://definisi-pengertian.blogspot.com/2010/01/definisi-kelompok-sosial-dan-macam.html

AKTIFITAS KELOMPOK

Aktivitas kelompok

Sebagai makhluk sosial, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang hayatnya senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau dengan kata lain melakukan relasi interpersonal. Dalam relasi interpersonal itu ditandai dengan berbagai aktivitas tertentu, baik aktivitas yang dihasilkan berdasarkan naluriah semata atau justru melalui proses pembelajaran tertentu. Berbagai aktivitas individu dalam relasi interpersonal ini biasa disebut perilaku sosial.
Krech et. al. (1962:104-106) mengungkapkan bahwa untuk memahami perilaku sosial individu, dapat dilihat dari kecenderungan-kecenderungan ciri-ciri respon interpersonalnya, yang terdiri dari : (1) Kecenderungan Peranan (Role Disposition); yaitu kecenderungan yang mengacu kepada tugas, kewajiban dan posisi yang dimiliki seorang individu, (2) Kecenderungan Sosiometrik (Sociometric Disposition); yaitu kecenderungan yang bertautan dengan kesukaan, kepercayaan terhadap individu lain, dan (3) Ekspressi (Expression Disposition), yaitu kecenderungan yang bertautan dengan ekpresi diri dengan menampilkan kebiasaaan-kebiasaan khas (particular fashion).
Sumber : http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/24/perilaku-sosial/

KETERTARIKAN INTERPERSONAL

KETERTRIKAN INTERPERSONAL

Setiap individu adalah unik dan sangat sulit untuk ditiru atau imitasi setiap individu pun memiliki ketertarikan pada hal-hal baru termasuk juga pada individu lainnya. Ketertarikan interpersonal juga dapat diartikan sebagai kecenderungan untuk mengevaluasi individu lain dengan penilaian positif secara konsisten. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya ketertarikan diantaranya :
1. Daya tarik fisik
Salah satu faktor yang sangat sulit direkayasa dan mungkin bagi sebagian orang dalah bukan faktor utama untuk menjadi tertarik. Akan tetapi penelitian menunjukan bahwah ketertarikan fisik memang mempengaruhi. Hasil penelitian menunjukan bahwah hanya daya tarik fisik yang memiliki peran besar dalam seseorang disukai pasangannya, tak ada salah satupun parameter intelegensi, kecakapan sosial atau keperibadian yang diasosiasikan dengan kesukaan satu sama lain.


2. Kedekatan
Kedekatan dalam arti dekat secara fisik/lingkungan. Suatu penelitian menunjukan bahwa sepertiga dari pasangan yang tinggal dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Sayangnya itu hanya terjadi hanya pada awalnya saja. Festiger (1950) mengatakan bawah persahabatan dalam kompleks perumahan terdapat 2 faktor, yaitu : kedekatan rumah bisa membuat terjadinya ketertarikan; yang pertama seberapa dekatnya rumah dan semaikin seringnya bertemu, yang kedua kemungkinan berinteraksi lebih besar. Jika anda percaya bahwa ada seseorang yang menunggua diluar sana, bisa saja orang itu ada didekat anda.
3. Merasa dekat/Familiar
Salah satu alas an kenapa kedekatan dapat membuat orang menjadi suka karena meningkatkan familiar. Efek perasaan familiar menimbilkan ketertarikan adalah fenomena yang sangat umum, sebuah penelitian tentang efek perasaan familiar menggunakan foto. Seorang wanita diambil fotonya dan bayangan di cerminya kemudian di cetak ,hasil cetakan foto itu dan cetakan dari cerminnya ditunjugan ke orang tersebut. Dia lebih menyukai cetakan dari cermin,karena dia lebih sering berkaca sedangkan teman-temannya lebih suka dengan dengan fto yang aslinya,karena mereka sering bertemu.
4. Social Reward
Seseorang cenderung lebih suka mengulangi tingkah lakunya karena mendapat penghargaan atau keuntungan . pengharhaan dan keuntungan bukan hanya dari materi saja akana tetapi seluruh hal yang didapat dari pasangannya yang menimbulkan persaan positif dan menimbulkan ketertarikan yang saling membantu.

Sumber : http://psipop.blogspot.com/2009/08/ketertarikan-interpersonal.html

Alasan Individu Masuk Kelompok

Alasan individu masuk kelompok
Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Ada beberapa alasan dari beberapa tokoh kenapa individu ingin masuk dalam kelompok yang dia inginkan, yaitu :
☺ Menurut Forsyth :
1. Pemuasan kebutuhan Psikologis, seperti rasa aman,di cintai dan mencintai, dihargai, diperhatikan,dll
2. Meningkatkan ketahanan yang adaptif
3. Kebutuhan akan informasi
☺ Menurut Shaw :
1. Ketertarikan interpersonal
2. Aktivitas kelompok
3. Tujuan kelompok
4. Keanggotaan kelompok
5. Efek instrumental dari keanggotaan kelompok
☺ Menurut Robbins (1998) :
1. Keamanan
2. Status
3. Penghargaan diri
4. Pertalian
5. Kekuasaan
6. Pencapaina tujuan
Ketika individu itu memutuskan untuk masuk dalam suatu kelompok yang dia inginkan, dia akan merasakan keuntungan dan kerugian dari kelompoknya.
- Keuntungan masuk dalam kelompok :
1. Adanya interaksi sosial
2. Adanya support sosial, dimana terdapat :
a. Social approval ( persetujuan dari lingkungan dan persetujuan dari kelompok )
b. Belief confirmation
3. Group member characteristic
a. Competence
b. Physical attractiviness
- Kerugian masuk dalam kelompok :
1. Primery tension
2. Personal investments seperti uang pendaftaran, waktu, tenaga, barang, iuran, bulanan, dll
3. Social rejection
4. Campur tangan orang lain
5. Reactance

Sumber : http://klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/.../Handout+Psikologi+Kelompok.pdf.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelompok_sosial

Sabtu, 09 Oktober 2010

Pendekatan Empiris dan Karakteristik Kelompok

Pendekatan Empiris adalah pendekatan yang didasarkan pada opservasi dan akal sehat sehingga hasilnya tidak bersifat dugaan-dugaan. Pendekatan empiris terdiri dari :
1. Filed Study
2. Eksperimen laboratorium adalah suatu pengujian yang di lakukan di laboratorium.
3. Studi Stimulasi computer


Karakteristik Kelompok
Karakteristik kelompok (Sorsyth, 1979), yaitu:
1. Interaksi → fisik, verbal, nonverbal, emosional
2. Struktur → pola hubungan yang stabil diantara anggota
- Role yang telah diharapkan dan seseorang yang telah menduduki
-Norma : aturan yang mengidentifikasi atau mendeskripsikan perilaku yang tepat
- Relasi antar anggota
3. Tujuan
- Intrinsik
- Ekstrinsik (tujuan bersama)
- faktor pemersatu paling kuat (ex: olah raga)
- memotivasi perilaku tertentu sehingga tujuan tercapai
4. Groupness → entitavity (kesatuan) : tingkat dimana kesatuan kekuatan tunggal menyatu
5. Ketergantungan dinamis

Kelompok Efektif
A. Faktor Situasional
1. Ukuran kelompok → efektif : 5 orang (Hare, 1952)
2. Jaringan komunikasi
3. Kohesi kelompok, yaitu kekuatan yang mendorong anggota kelompok

untuk tetap tinggal dalam kelompok dan mencegahnya meninggalkan kelompok (Collins & Raven, 1964)
♦ Menurut Mc David & Harori (1964), kohesi kelompok diukur dari :
• ketertarikan satu sama lain secara interpersonal
• ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok
• sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat pemuas
kebutuhan anggotanya

4. Kepemimpinan → yaitu komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok (Cragan & Wright,1980)
B. Faktor Personal : Karakteristik Anggota Kelompok
Menurut (Cragan & Wright, 1980) 2 dimensi interpersonal, yaitu :
1. Proses interpersonal : keterbukaan, percaya, simpati
2. Kebutuhan interpersonal → William C Schultz (FIRO) : inklusi, kontrol, afeksi
Roda Rantai Y Lingkaran Bintang
Sumber : http://klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/.../Handout+Psikologi+Kelompok.pdf.pdf

Pendekatan Empiris dan Karakteristik Kelompok

Pendekatan Empiris adalah pendekatan yang didasarkan pada opservasi dan akal sehat sehingga hasilnya tidak bersifat dugaan-dugaan. Pendekatan empiris terdiri dari :
1. Filed Study
2. Eksperimen laboratorium adalah suatu pengujian yang di lakukan di laboratorium.
3. Studi Stimulasi computer


Karakteristik Kelompok
Karakteristik kelompok (Sorsyth, 1979), yaitu:
1. Interaksi → fisik, verbal, nonverbal, emosional
2. Struktur → pola hubungan yang stabil diantara anggota
- Role yang telah diharapkan dan seseorang yang telah menduduki
-Norma : aturan yang mengidentifikasi atau mendeskripsikan perilaku yang tepat
- Relasi antar anggota
3. Tujuan
- Intrinsik
- Ekstrinsik (tujuan bersama)
- faktor pemersatu paling kuat (ex: olah raga)
- memotivasi perilaku tertentu sehingga tujuan tercapai
4. Groupness → entitavity (kesatuan) : tingkat dimana kesatuan kekuatan tunggal menyatu
5. Ketergantungan dinamis

Kelompok Efektif
A. Faktor Situasional
1. Ukuran kelompok → efektif : 5 orang (Hare, 1952)
2. Jaringan komunikasi
3. Kohesi kelompok, yaitu kekuatan yang mendorong anggota kelompok

untuk tetap tinggal dalam kelompok dan mencegahnya meninggalkan kelompok (Collins & Raven, 1964)
♦ Menurut Mc David & Harori (1964), kohesi kelompok diukur dari :
• ketertarikan satu sama lain secara interpersonal
• ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok
• sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat pemuas
kebutuhan anggotanya

4. Kepemimpinan → yaitu komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok (Cragan & Wright,1980)
B. Faktor Personal : Karakteristik Anggota Kelompok
Menurut (Cragan & Wright, 1980) 2 dimensi interpersonal, yaitu :
1. Proses interpersonal : keterbukaan, percaya, simpati
2. Kebutuhan interpersonal → William C Schultz (FIRO) : inklusi, kontrol, afeksi
Roda Rantai Y Lingkaran Bintang
Sumber : http://klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/.../Handout+Psikologi+Kelompok.pdf.pdf

Jumat, 08 Oktober 2010

Teori Produktifitas kelompok

Teori Produkyifitas Kelompok

- Teori Produktifitas Kelompok

Dikembangkan oleh 3 Teori dengan orientasi berbeda :
1. orientasi penguat → teori-teori tentang belajar
2. orientasi lapangan → teori-teori tentang interaksi
3. orientasi kognitif → teori-teori tentang harapan

Di dalam teori ini terdapat Input, Variabel dan Output, dimana pengertiannya adalah sebagai berikut :
1. Input
Masukan dari anggota Masukan dari anggota merupakan sumber input.
Menurut Stogdill, kelompok adalah suatu sistem interaksi yang terbuka. Struktur dan kelangsungan sistem sangat bergantung pada tindakan-tindakan anggota dan hubungan antara anggota. Ada tiga elemen penting yang termasuk dalam masukan anggota, yaitu : interaksi sosial (menyatakan suatu hubungan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, interaksi ini terdiri atas aksi dan reaksi antara anggota-anggota kelompok yang berinteraksi); hasil perbuatan (bagian dari suatu interaksi yang dapat diaplikasikan dalam bentuk kerja sama, berencana, menilai, berkomunikasi, membuat kepetusan); dan harapan (kesediaan untuk mendapatkan suatu penguat, fungsi dari harapan ini adalah sebagai dorongan (drive), perkiraan tentang menyenangkan atau tidaknya dasil, dan perkiraan tentang kemungkinan hasil itu akan benar-benar terjadi).
2. Variabel
Variabel media menjelaskan mengenai beroperasi dan berfungsinya suatu kelompok. Elemen-elemen yang ada di dalamnya, yaitu : struktur formal (struktur formal mencakup fungsi dan status dimana kelompok terdiri atas individu-individu yang masing-masingmembawa harapan dan perbuatannya sendiri) dan struktur peran (struktur peran mencakup tanggung jawab dan otoritas dimana individu yang menduduki posisi tertentu hampir tidak berpengaruh pada status dan fungsi posisi tersebut).
3. Output
Prestasi kelompok merupakan output atau tujuan dari kelompok. Ada tiga unsur yang menentukan prestasi kelompok, yaitu : produktivitas (derajat perubahan harapan tentang nilai-nilai yang dihasilkan oleh perilaku kelompok), moral (derajat kebebasan dari hambatan-hambatan dalam kerja kelompok menuju tujuannya), dan kesatuan (tingkat kemampuan kelompok untuk mempertahankan struktur dan mekanisme operasinya dalam kondisi yang penuh tekanan (stress).
- Perbandingan Teori
Sumber : http://foryourpsycho.blogspot.com/2010/10/teori-produktivitas-kelompok-dalam.html

Pendekatan Terhadap Studi Tentang kelompok

A. Pendekatan Terhadap Studi Tentang Kelompok
Didalam studi pendekatan kelompok terdapat pendekatan teorirtis dan pendekatan empiris, yaitu diantaranya :
1. Pendekatan Teoritis
♦ Teori Sintalitas Kelompok
Sintalitas adalah kepribadian → kebersamaan, dinamika, tempramen dan kemampuan kelompok.
Didalam sintalitas terdapat dimensi kelompok dan dinamika sintalitas.
• Dimensi Kelompok, terdiri dari :
a. Sifat Sintalis adalah pengaruh adanya kelompok sebagai keseluruhan terhadap kelompok lain dan lingkungannya.
b. Sifat Struktur Kelompok adalah hubungan antar anggota kelompok, prilaku kelompok, dan organisasi kelompok.
c. Sifat Populasi adalah sifat rata-rata anggota kelompok
• Dinamika Sintalitas
- Eksternal kelompok tergantung pada kebutuhan setiap individunya
- Kelompok biasanya saling overlapping
Sumber : http://klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/.../Handout+Psikologi+Kelompok.pdf.pdf

Sabtu, 02 Oktober 2010

Orientasi Teoritis dalam Dinamika

Orientasi Teoritis dalam Dinamika Kelompok
1. Tujuan → mudah dimengerti oleh anggota kelompok, relevan dengan kebutuhan anggota, mengisyaratkan saling ketergantungan dan membangkitkan komitmen tingkat tinggi dari anggota untuk mencapainya.
2. Anggota harus mengkomunikasikan ide-ide dan perasaan
3. Partisipasi dan kepemimpinan harus terdistribusikan antar anggota
- Tanggung jawab
- Semua orang terlibat dalam pekerjaan kelompok, setia terhadap
kebutuhan kelompok dan puas terhadap keanggotaannya
- Sumber daya (potensi anggota dimanfaatkan)
- Meningkatkan kohesivitas kelompok
4. Prosedur pengambilan keputusan → tepat dan fleksibel
5. Kekuasaan dan pengaruh → keahlian kemampuan
6. Konflik → kontroversi ide / opini
Pemicu : - kebutuhan
- kelangkaan sumber daya (uang, power)
- persaingan
Cara mengatasinya:
☺ Harus bernegosiasi → sama-sama puas dan tidak memperlemah
☺Kerjasama
☺Saling ketergantungan
7. Kohesivitas meningkat
♥ Saling menyukai
♥ Ingin terus menjadi bagian kelompok
♥ Puas terhadap keanggotaan
♥ Tingkat penerimaan, dukungannya dan kepercayaan meningkat
8. Kemampuan memecahkan masalah
♠ Merasakan adanya masalah
♠ Mencari dan menetapkan solusi
♠ Mengevaluasi efektivitas solusi
Sumber : http://klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/.../Handout+Psikologi+Kelompok.pdf.pdf

Pengertian Dinamika Kelompok

Pengertian Dinamika Kelompok

Tokoh yang mempopulerkan istilah dinamika kelompok adalah Kurt Lewin, yaitu mengacu pada apa yang terjadi dalam situasi kelompok. Lewin penganut Psikologi Gestalt. Kelompok harus merupakan sebuah gestalt, yaitu sebuah konfigurasi yang mempunyai sebuah sistem kesatuan yang tidak dapat dipahami jika hanya merupakan satuan.
B= f (P,E)
f : function
P : personal
E : environment
Perilaku kelompok dapat dilihat dari interaksi karakter personal dan interaksi
faktor-faktor lingkungan.
Menurut Kurt Lewin, syarat dinamika kelompok ada 3, yaitu :
1. Berawal dari level kelompok → level individu
2. Fokus pada variabel-variabel yang ada saat ini
3. Mewakili kekuatan yang ada dalam situasi kelompok
Sedangkan, menurut Cartwright dan Zander (1968) dinamika kelompok merupakan bidang penelitian yang ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan tentang kelaziman kelompok, hukum-hukum perkembangan dan hubungan dengan individu, kelompok lain dan institusi yang lebih besar.

Sumber : http://klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/.../Handout+Psikologi+Kelompok.pdf.pdf

Orientasi Terstruktur dan Mutual Influence

Orientasi terstuktur dan Mutual Influence
1. Orentasi Terstruktur
a) Mc David dan Harari : organisasi sebagai kelompok adalah system terorganisasi dimana ada dua orang atau lebih individu yang berhubungan dalam fungsi yang sama, mempunyai seperangkat standar tentang hubungan peran anggota dan mempunyai morma
yang mengatur tingkah laku anggota kelompok.
b) Sherif dan Sherif (1959) : kelompok adalah unit sosial yang ditandai sejumlah individu yang mempunyai status, hubungan peran, norma tertentu yang semuanya itu mengatur tingkah laku anggota kelompok.
c) Stogdill (1959) : satu sistem interaksi terbuka dimana pola interaksi tersebut ditentukan oleh struktur sistem tersebut.

2. Mutual Influence
a) Shaw (1979) : dua atau lebih individu yang berinteraksi satu dengan yang lain dimana masing-masing anggota mempengaruhi satu dengan yang lain.

Defini Lain:
• Baron & Byrne (1979) : kelompok memiliki 2 tanda psikologis, yaitu pertama, adanya sense of belonging ; kedua, nasib anggota kelompok tergantung satu sama lain sehingga hasil setiap anggota terkait dengan anggota yang lain.
• Forsyth (1983) : kelompok adalah dua atau lebih individu yang saling mempengaruhi melalui interaksi sosial.
• Cartwright & Zander (1968) : kelompok adalah kumpulan individu yang saling berhubungan sehingga saling bergantung pada derajat tertentu.
Sumber : http://klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/.../Handout+Psikologi+Kelompok.pdf.pdf
http://ilmu-psikologi.blogspot.com/2009/05/psikologi-sosial.html

Pengertian Kesaling Ketergantungan, Tujuan, dan Motivasi

Pengertian Kesaling ketergantungan, Tujuan, Dan Motivasi

• Kesaling ketergantungan
a) Lewin (1951) : konsep tentang kelompok sebagai satu dinamika haruslah memasuki definisi tentang kesaling tergantungan anggota.
b) Friedler (1967) : kelompok itu adalah individu yang mempunyai takdir bersama dimana jika satu kejadian mempengaruhi seseorang dalam kelompok maka anggota lain akan terpengaruh.
c) Cartwright dan Zender (1968) : kelompok itu sekumpulan individu yang mempunyai hubungan antar anggota yang satu dengan yang lain yang membuat mereka saling tergantung dalam tingkatan tertentu.

• Tujuan

a) Mills (1967) : kelompok adalah satu unit yang terdiri dari dua orang atau lebih yang bekerja sama atau melakukan kontak untuk mencapai satu tujuan dan yang mempertimbangkan kerjasama diantara kelompok sebagai satu yang berarti.
b) Freedman (1936) : orang masuk dalam kelompok antara lain dalam rangka mencapai tujuan kelompok tersebut.

• Motivasi
a) Catell (1951) : kelompok adalah sekumpulan organisme yang saling berhubungan satu dengan lain untuk memenuhi kebutuhan tiap anggota.
b) Bass (1960) : kelompok adalah sekumpulan individu dimana keberadaannya sebagai kelompok menjadi reward.

Sumber : http://klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/.../Handout+Psikologi+Kelompok.pdf.pdf
http://ilmu-psikologi.blogspot.com/2009/05/psikologi-sosial.html

Interaksi Interpersonal dan Persepsi Keanggotaan

Pengertian Kelompok

Didalam Psikologi kelompok terdapat interaksi interpersonal yang didefinisikan oleh beberapa tokoh, diantaranya adalah :

a) Homans (1950) : kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi

satu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung.

b) Bonner (1959) : kelompok adalah sejumlah individu yang berinteraksi dengan individu yang lain.

c) Stogdill (1959) : satu sistem interaksi terbuka dimana pola interaksi tersebut ditentukan oleh struktur sistem tersebut.

Perseksi Keanggotaan

Adapun persepsi keanggotaan yang didefinisikan oleh bererapa tokoh yaitu :

a) Smith (1945) : kelompok sosial adalah satu unit yang terdiri dari sejumlah organisme yang mempunyai persepsi kolektif tentang kesatuan mereka dan mempunyai kemampuan untuk berbuat dan bertingkah laku dengan cara yang sama terhadap lingkungan.

b) Bales (1950) : kelompok kecil adalah sejumlah orang yang berinteraksi secara langsung dimana masing-masing anggota menerima persepsi dan impresi pertama dengan yang lain dan memberi reaksi satu dengan yang lain.

Sumber : http://klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/.../Handout+Psikologi+Kelompok.pdf.pdf

Psikologi kelompok dan Psikologi sosial

Psikologi kelompok dan Psikologi sosial

Psikologi kelompok adalah sekelompok orang yang saling berinteraksi satu sama lain yang saling berhubungan. Dimana didalam Psikologi kelompok terdapat :

- Agregrat : karakteristik tertentu, tidak saling mengenal atau

pun berinteraksi

- Audiens : melakukan hal yang sama disatu waktu, tidak saling

mengenal dan kurang berinteraksi

- Crowd : kedekatan secara fisik, berinteraksi terhadap suatu

stimulus atau situasi umum

- Tim : berinteraksi secara teratur, aktivitas atau tujuan

tertentu

- Keluarga : diikat oleh hubungan kelahiran atau ikatan hukum,

biasanya tinggal dalam suatu tempat

- Organisasi formal : saling bekerja sama, berstruktur jelas, adanya

tujuan bersama.

Psikologi Sosial adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, baik antar individu, kelompok. Dimana terdapatnya interaksi satu sama lain, yang disebut sebagai Interelationship adalah berinteraksi diantara individu, dan diantara kelompok.

Sumber: Sumber : http://ilmu-psikologi.blogspot.com/2009/05/psikologi-sosial.html