Anak-anak berkebutuhan khusus diupayakan bisa terampil menguasai teknologi informasi dan komunikasi Usaha ini sebagai langkah untuk meningkatkan kompetensi anak-anak berkebutuhan khusus untuk bisa mandiri dengan mengembangkan potensi yang mereka miliki
Namun, orientasi pembelajaran anak-anak berkebutuhan khusus untuk lebih menguasi keterampilan-keterampilan dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) itu hingga saat ini masih menghadapi kendala. Selain minimnya sarana dan prasarana workshop beragam keterampilan, persoalan yang cukup serius adalah kurangnya guru-guru yang mampu, mengajarkan keterampilan yang dikembangkan dalam pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus di seluruh Indonesia.
"Pendidikan kita itu di ujungnya atau hasil lulusannya belum memberikan kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk hidup atau belum bisa membuat anak mandiri. Karena itu. fokus pendidikan bagi anak-anak berkebuluhan khusus sejak tahun 2006 mulai diarahkan untuk memperkuat kompeten-si-kompetensi yang dibutuhkan dalam hidup. Sekitar 39 jenis keterampilan diajarkan dalam pendidikan khusus." kata Eko Djatmiko Sukarso. Direktur Pembinaan Sekolah Luar Biasa Depdiknas di Jakarta, kemarin.
Menururt Eko. pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus bukan hanya meliputi penyandang cacat yang mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah luar biasa. Pendidikan dengan cara yang khusus juga dibuluhkan untuk melayani anak-anak cerdas isUmewa/berbakat istimewa, anak-anak tenaga kerja Indonesia (TKI) di daerah perbatasan dan luar negeri, anak-anak jalanan, anak-anak di dalam lembaga tahanan masyarakat, anak-anak korban bencana alam, anak-anak yang menderita HIV/AIDS, anak-anak pelacur, anak-anak korban perdagangan orang, hingga anak-anak suku terasing.
"Bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus yang dilayani lewat pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus, perlu dilakukan terobos-an-terobosan yang disesuaikan dengan kondisi mereka. Perlu fleksibel untuk melihat kebutuhan pendidikan yang sesuai dengan kondisi mereka. Dengan penguasaan keterampilan dan TIK. anak-anak tersebut diharapkan bisa lebih mandiri." kata Eko.Dalam peningkatan penguasaan TIK bagi anak-anak berkebutuhan khusus, kata Eko. pihaknya mendapat dukungan dari perusahaan-perusahaan
TIK. Salah satunya IBM yang memiliki program memperkenalkan teknologi informasi sejak usia dini.
"Kita harus memberikan kesempatan bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk menguasai TI yang terus berkembang dan dibutuhkan dalam hidup. Bukan saja untuk memudahkan cara belajar, tapi juga untuk membuat anak-abak ini mampu berkompetisi dalam dunia kerja nanti. erusahaan-perusahan, seperti yang dilakukan IBM, mesti punya kebijakan untuk juga menerima karyawan berkebutuhan khusus," Suryo Suwjgnjo, Presiden Direktur IBM Indonesia.
Menurur Suryo, dalam pengenalan Tt pada anak-anak berkebutuhan khusus, tantangan terbesar adalah menyiapkan para guru. "Kami bukan hanya menyediakan alat-alat TI. Tetapi juga melatih guru dan membutakan kurikulum supaya peralatan TI yang ada di sekolah benar-benar dimanfaatkan optimal." ujarSur-yo. (dik)
0 komentar:
Posting Komentar