Senin, 24 Mei 2010

Pengaruh Ekinoks Bagi Atmosfer Indonesia

Pengaruh Ekinoks Bagi Atmosfer Indonesia

Apa pengaruh ekinoks matahari bagi atmosfer Indonesia? Seperti kita ketahui, Indonesia adalah negeri yang terletak di khatulistiwa (7 derajat Lintang Utara hingga 10 derajat Lintang Selatan). Sementara itu, ekinoks matahari terjadi dua kali di wilayah Indonesia (tepatnya di Pontianak dan daerah lain yang terletak persis di garis khatulistiwa). Akibatnya, negeri ini menerima energi matahari yang melimpah ruah sepanjang tahun. Energi panas ini selanjutnya dipakai untuk menggerakkan atmosfer secara global ke seluruh dunia. Indonesia merupakan salah satu dari tiga wilayah di khatulistiwa yang menjadi pusat pertumbuhan awan dan pembentukan hujan seluruh dunia. Selain itu, Indonesia juga menjadi wilayah di dunia yang memiliki curah hujan tinggi. Penelitian menyebut, sekitar 70 persen hujan di dunia turun di khatulistiwa. Tiga wilayah penting di dunia, di mana atmosfernya mengalami konveksi (proses pemanasan dan pembentukan awan di atmosfer) sangat aktif, yaitu Indonesia, Afrika Tengah, Amerika Selatan (Amazon, Brazil) (Bayong Tjasyono, 2006).

Selain itu, Indonesia merupakan wilayah kepulauan terbesar di dunia yang terletak di antara dua benua dan dua samudera. Samudra dan benua tersebut memicu terbentuknya angin musiman (monsun). Monsun ini selanjutnya memengaruhi musim di Indonesia. Akibatnya, di Indonesia hanya terjadi dua musim yang diukur berdasarkan kadar curah hujan, yaitu musim kemarau (curah hujan sangat sedikit) dan musim hujan (curah hujan sangat banyak). Ekinoks juga berpengaruh langsung pada pola curah hujan di Pontianak, yang secara umum berbeda dengan pola curah hujan di wilayah Indonesia. Wilayah di Indonesia umumnya mengalami satu puncak curah hujan yaitu pada Desember atau Januari. Sementara di Pontianak, terjadi dua kali puncak curah hujan, yaitu pada Maret dan November.

(Penulis adalah Staf Peneliti Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN))

sumber : http://beritaiptek.istecs.org/hari-kulminasi-matahari/

0 komentar:

Posting Komentar