Selasa, 11 Mei 2010

Teori Motivasi Maslow

alah satu teori tentang motivasi yang sangat populer adalah teori jenjang kebutuhan (the hierarchy of needs) yang dirumuskan Maslow. Jadi, sebenarnya Maslow tidak berbicara (mengkaji) motivasi, melainkan kebutuhan dasar insani. Dengan kata lain, sebenarnya teori Maslow adalah mengenai kebutuhan dasar insani (the basic human needs), bukan mengenai motivasi. Akan tetapi, kemudian dikenal sebagai teori motivasi Maslow. Mengapa demikian? Adakah hubungan logis kebutuhan (needs) dengan motivasi, sehingga walaupun yang dibicarakan Maslow mengenai needs, tetapi disebut juga dengan motivation?

Mengenai kenapa teori kebutuhan dasar insani (basic human needs) itu menjadi disebut juga sebagai teori motivasi, dapat dijelaskan sebagai berikut.

Pada diri manusia ada sejumlah kebutuhan dasar, kebutuhan yang asasi, yang mau tidak mau harus dipenuhi. Kebutuhan itu bersifat intuitif, ada dengan sendirinya, seperti juga ada pada hewan, walau tentu tidak sama kandungannya. Oleh karena ada kebutuhan yang harus dipenuhi tersebut, maka manusia terdorong (termotivasi) untuk mencari jalan (upaya) memenuhi kebutuhan tersebut. Jika kebutuhannya itu terpenuhi, maka manusia akan merasa “puas” (satisfied), dan sebaliknya, menjadi unsatisfied. Jadi, kebutuhan mendorong mucnulnay motivasi. Itulah sebabnya teori kebutuhan Maslow itu disebut juga dengan teori motivasi. Dengan kata lain, teori motivasi Maslow berdasarkan kebutuhan dasar insani.

Samakah kebutuhan (needs) dengan keinginan (wants), dan motivasi? Kebutuhan (needs) manusia itu membuat seseorang menjadi berkeinginan (wants). Keinginan itu lalu membuat orang termotivasi (mempunyai motivasi) untuk melakukan sesuatu kegiatan atau perbuatan (upaya = efforts) untuk memenuhi kebutuhannya itu, atau untuk mencapai apa yang diinginkannya itu. Jadi, jika digambarkan, tampak seperti dalam ilustrasi berikut.

NEEDS —–> WANTS —–> MOTIVATION —> EFFORTS

Nah, mari kita beri contoh. Perut kita keroncongan (berbunyi). Itu terjadi karena usus yang biasanya berisi makanan, sekarang dalam keadaan kosong. Perut MEMBUTUHKAN makanan. Orang merasakan adanya KEBUTUHAN (NEEDS) akan makanan yang berupa RASA LAPAR. Rasa lapar (butuh makanan) itu menjadikan orang INGIN makan. Keinginan untuk makan itu MEMOTIVASI orang untuk berusaha mencari makanan.

Kerongkongan kita terasa kering, kita BUTUH minum. Kebutuhan akan minum itu mendorong (memotivasi) kita untuk mencari minuman. Kita gerah kepanasan oleh udara yang panas. Kita MEMBUTUHKAN udara yang segar. Kebutuhan akan udara yang segar itu memotivasi kita “keluar” dari situasi gerah mencari udara segar. Kita ngantuk (tubuh kita membutuhkan istirahat). Kebutuhan akan istirahat (tidur) itu mendorong (memotivasi) kita untuk tidur.

Bagaimana kaitannya dengan KEINGINAN (WANTS)? Perut yang membutuhkan makanan (rasa lapar) itu dapat menimbulkan KEINGINAN (WANTS) untuk makan (ingin makan). Keinginan untuk makan itu MENDORONG (MEMOTIVASI) orang tersebut untuk mencari makanan. Ingat: rasa lapar (butuh makan) dan ingin makan itu tidak selalu memotivasi untuk mencari makanan dan makan (pada orang yang sedang puasa, misalnya).

Kasus yang “lebih tinggi” misalnya orang yang terbiasa salat malam. Kebiasaan salat malam itu menjadikannya semacam kebutuhan intuistik, alami, intrinsik. Dalam ketidaksadaran (tertidur) pun, secara naluriah “otak” (bawah sadarnya) memimpi-mimpikannya salat malam, bahkan dapat membangunkannya untuk salat malam.

sumber : http://tatangmanguny.wordpress.com/2010/02/16/teori-motivasi-maslow-versi-baru/

0 komentar:

Posting Komentar